GANDHUNG ADIL KALIMASADA

di sini lah lengkap kisah sang insan tangguh
berani lari hingga berpeluh, 'tak takut jatuh pun meripuh
ㅤㅤ

dibangun oleh HUMAN sejak 23 November 2020.
seluruh hal dalam laman hanya untuk bermainan peran semata.

OO1. Mengenal Sosok Gandhung

Data Diri

Hal-hal Kecil

Karakteristik Perilaku

ㅤㅤGandhung punya kepribadian yang sedikit playful dan suka nyeleneh, pun tipikal orang yang banyak bercanda dibanding serius karena ketidaknyamanannya untuk bertingkah dengan tenang (menurutnya membuat ia teringat lingkungan rumah). Meski begitu, Gandhung cukup bertanggung jawab akan apa yang perlu ia emban dan siap menanggung beban yang dimilikinya.

ㅤㅤDi sisi lain, Gandhung orangnya cukup senang bicara. Karena tidak suka dengan situasi yang serius tadi, ia lumayan sering mengajak orang berbincang iseng meski diawali dengan ragu atau malu. Kepribadiannya ini memang bawaan sejak kecil karena orang tuanya mendidiknya untuk ramah dan mudah berbaur.

OO2. Kisah Hidup Gandhung

ㅤㅤNamanya Gandhung, lahir pada hari yang biasa saja, namun punya keluarga yang selalu dipandang luar biasa. Itu pula sebabnya kehadiran anak pertama laki-laki selalu seperti hal yang patut dibanggakan; hingga rasanya keluarga kecil itu tidak perlu lagi satu anak lain. Keluarganya yakin bahwa Gandhung mampu mewariskan kembali kenangan tentang keluarga Kalimasada hingga anak cucunya nanti.

ㅤㅤNama tengahnya Adil, penuh dengan harapan jadi seorang pria baik yang selalu menjadi sosok adil, setidaknya pada diri sendiri. Keluarganya ingin sang anak yang baru lahir itu bisa menjadi jimat 'keadilan' pula mengingat bagaimana keluarga besar mereka begitu rakus akan kekuasaan; bukan berarti keluarga kecil itu sebetulnya adalah orang baik yang tidak mengharapkan harta.

ㅤㅤNama terakhirnya Kalimasada, sebuah 'embel-embel' yang menempel karena trah keluarga yang tidak bisa ditolak. Dengan itu pula, ia diharapkan bisa meneruskan nama yang dimiliki hingga anak-cucunya kelak mengingat ia pun seorang laki-laki.

ㅤㅤCukup dengan kisah sederhana dari nama, hidup Gandhung sendiri sebetulnya biasa-biasa saja. Terlepas dari kedua orang tua (khususnya bapak) yang suka memaksa soal masa depan, Gandhung merasa dunianya tidak pernah lebih menarik daripada orang lain, tidak juga lebih sengsara daripada kisah lain. Keluarganya berkecukupan, nyaris melimpah; rasanya sebanding dengan segala tekanan yang diberikan oleh bapaknya. Meski begitu, Gandhung tidak menyukai hal tersebut.

ㅤㅤSemasa sekolah, Gandhung memang cukup bebas. Dibanding teman-teman sekolah yang punya banyak aturan tidak penting dari orang tuanya, keluarganya hanya banyak mengontrol soal tujuan ke mana ia harus melangkah; atau sebetulnya Gandhung yang tidak terlalu peduli soal aturan. Bapaknya yang hobi mengatur pun terkadang terlalu sibuk untuk mengembangkan bisnis hingga hanya menitipkan sang anak tunggal pada ajudannya untuk diawasi.

ㅤㅤBeranjak dewasa, dengan segala kegiatan yang padat demi mengejar masa depan, Gandhung tumbuh jadi anak yang sedikit berani. Entah karena ia tidak pernah memandang aturan dari orang tuanya sebagai sesuatu yang penting, sosoknya jadi lebih berani. Masa sekolah yang melelahkan ia jadikan alasan untuk meneruskan kuliah dengan suasana lebih nyaman dan janji akan lulus cepat. Orang tuanya setuju, atau lebih tepatnya tertipu akan janji palsu tersebut.

ㅤㅤBagaimana tidak? Gandhung yang menjanjikan segera lulus tiba-tiba saja hilang. Beberapa waktu setelah mempersiapkan banyak hal, akhirnya ia pergi dari 'jeratan' orang tuanya. Sembunyi dari mereka dalam jangka waktu cukup lama hingga sempat menyembunyikan identitas diri.

ㅤㅤKeputusannya sendiri dibuat karena rasa jenuh dan tidak senang dengan ikatan keluarga yang memaksa ia begini-begitu. Di sisi lain, sebetulnya ia punya minat besar akan kesenian di saat keluarganya memandang seni hanya sebuah masa depan yang tidak jelas. Itu sebabnya, Gandhung berpikir untuk sejenak kabur dan menikmati rasa sukanya pada seni, khususnya musik dan tari.

ㅤㅤKegemaran Gandhung pada musik dan tari tidak banyak ditunjukkan ketika masih sekolah dulu. Orang tuanya hanya berpikir bahwa keren jika anaknya bisa bermain salah satu instrumen musik, namun sebatas sebagai hobi. Sayangnya, ia mencintai musik dan tarian lebih dari hobi. Itu pula yang membuat Gandhung memutuskan membuat langkah baru. Menentang orang tuanya dengan tiba-tiba muncul di televisi setelah sekian lama menyembunyikan diri. Muncul sebagai salah satu anggota idol group yang tentu saja membuat bapaknya langsung mengamuk.

ㅤㅤMeski begitu, Gandhung tidak seberapa peduli. Tekadnya untuk memenuhi apa yang ia inginkan terlebih dahulu sebelum kembali menyerahkan diri pada keinginan keluarga sudah bulat. Ia tahu ke mana ia akan berpulang, tapi belum sekarang. Masih ada keinginan untuk menyelesaikan hal yang ia sukai sebelum meneruskan hal yang diminta oleh kedua orang tuanya, juga keluarganya. Lagi pula, Gandhung tidak malu dengan pekerjaannya. Gandhung menyukai dirinya yang sekarang dan merasa nyaman untuk itu.

OO3. Bertemu dengan Gandhung